Merti Desa Tambah Sari: Tradisi Tahunan untuk Melestarikan Budaya dan Mempererat Silaturahmi
Desa Tambahsari, 18 Oktober 2024 — Masyarakat Desa Tambahsari kembali menggelar tradisi Merti Desa, sebuah acara tahunan yang bertujuan untuk melestarikan budaya leluhur sekaligus mempererat tali silaturahmi antarwarga. Kegiatan ini juga menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkah yang diberikan sepanjang tahun.
Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan kerja bakti massal, dimana seluruh warga desa terlibat aktif membersihkan sumber mata air yang menjadi aset penting bagi masyarakat. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan asri, serta menumbuhkan kembali semangat kebersamaan.
Merti Desa kali ini tidak hanya diisi dengan kegiatan bersih-bersih lingkungan, tetapi juga sebagai ajang silaturahmi antarwarga, yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang menjadi identitas kuat Desa Tambah Sari. Seluruh warga beserta mahasiswa KKN UIN Walisongo posko 29 turut serta dengan semangat dan antusiasme yang tinggi.
Acara puncak Merti Desa ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Doa tersebut dipanjatkan sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan keselamatan, kesejahteraan, dan kedamaian bagi seluruh warga desa. Dengan penuh khidmat, seluruh peserta mengikuti rangkaian doa, menciptakan suasana yang damai dan sarat makna.Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan makan bersama sebagai simbol kebersamaan dan persatuan antarwarga. Warga duduk bersama dalam satu tempat, menikmati hidangan yang telah disiapkan, yang terdiri dari hasil bumi dan masakan tradisional. Momen ini menciptakan suasana hangat dan akrab, memperkuat hubungan sosial di antara warga Desa Tambah Sari.
Seluruh rangkaian acara berjalan lancar, dan warga berharap Merti Desa ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya sebagai warisan budaya yang perlu dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Tradisi ini tidak hanya memperkuat hubungan sosial antarwarga, tetapi juga menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi kekayaan desa.